Rabu, 16 November 2011

Saepuloh Maulana, Defender Semen Padang FC


Saepuloh Maulana, Defender Semen Padang FC
Sepakbola Hobi, Pendidikan Masa Depan
Padang Ekspres • Kamis, 17/11/2011 13:12 WIB • Zulkarnaini • 31 klik
Saepuloh Maulana
Tak gampang memang menjalani perkuliahan di sela-sela aktivitas sebagai pesepakbola profesional. Kondisi seperti inilah yang kini dijalani Saepuloh Maulana. Defender anyar Semen Padang FC ini terpaksa harus berpandai-pandai menyesuaikan waktu dengan perkulihannya.

Aktivitas perkuliahan telah dijalaninya sekitar 2,5 tahun lalu. Sepakbola bagi mahasiswa semester V jurusan Ilmu Sosial Universitas Pramitra Indonesia Bogor ini adalah wadah untuk menyalurkan hobi. Sementara itu, dunia pendidikan dinilainya sebagai bekal untuk masa depan, saat tidak lagi berkecimpung di sepakbola.

”Wajarlah jika saya juga ingin mempunyai masa depan yang lebih cerah. Ini hanya sebagai alternatif bila saya tidak aktif lagi bermain bola,” kata pria kelahiran Bogor, 22 Desember 1988 ini kepada Padang Ekspres, Rabu (16/11).

Agar dapat menjalani perkuliahan, dia memperdekat komunikasi dengan dosen, sehingga dia diizinkan berkuliah melalui email. ”Saat ini proses perkuliahan saya lewat email saja. Bahan perkuliahan saya minta kirim dari dosen ke email. Begitu juga kalau ada kuis,” bebernya.

Kejadian itu telah dijalaninya berkali-kali dan hingga kini tidak ada kendala serius yang dihadapinya. ”Trik ini juga telah saya jalani sejak saya masih bergabung di Persikabo Bogor,” ungkap anak pasangan dari almarhum, Akas Kosasi dan Umanah ini.

Bicara soal sepakbola, pria berusia 23 tahun itu telah mulai menjalani hobinya sejak berusia 12 tahun. Saat itu, dia juga telah masuk pada Sekolah Sepakbola (SSB) Prahara, yang juga salah satu SSB yang lumayan bagus di Kota Hujan itu.

Berkat keyakinan dan kerja kerasnya, sekitar 2003 dia berhasil memperkuat Persikoba Kota Banjar, Jabar, yang kala itu juga sudah mulai berkompetisi di divisi III Liga Indonesia. Di sinilah dia mulai mendalami sepakbola. Hingga akhirnya pada 2004 lalu dia berhasil masuk skuad Persikabo Bogor usia 17 tahun.

Namun itu hanya selama dua tahun, karena sekitar tahun 2006, dia didaulat untuk memperkuat tim Kota Bogor untuk berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar.

Satu tahun berlalu, lajang ke 4 dari 5 saudara ini sukses masuk skuad Persikabo Bogor U-23. Satu tahun kemudian, dia dipromosikan masuk tim Persikabo Bogor senior. Di sinilah dia merasa keinginannya untuk menjadi seorang pemain bola mulai mendapat titik terang.

Tiga tahun bergabung di Persikabo Bogor, dia berpikiran untuk mencari klub yang lebih bagus lagi. “Saya tidak diputus kontrak oleh manajemen Persikabo Bogor. Tapi saya hanya ingin mencari pengalaman baru saja di tim lain,” ungkap penggawa yang baru bergabung dengan Kabau Sirah sekitar dua bulan lalu ini.

Ingin berkontribusi lebih terhadap tim berlabel PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP) adalah misi yang ingin diwujudkannya. Apalagi di sini dia merasa tenang dan nyaman. Ini disebabkan, para anak asuh Nil Maizar diberi fasilitas tempat tinggal.

Kondisi ini jelas jarang ditemui di klub-klub lainnya. Bahkan di sini dia merasakan seniornya bagaikan kakak kandungnya sendiri yang selalu siap memberikan nasehat.

Satu keinginannya yang belum tercapai adalah ingin memperkuat timnas.
“Semua pemain pasti mengincar itu, termasuk saya. Soalnya itu puncak karir tertinggi di kancah persepakbolaan Indonesia,” beber pria yang biasa disapa Pul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar