Jumat, 28 Oktober 2011

Inilah Alasan Semen Padang Lebih Pilih IPL

Inilah Alasan Semen Padang Lebih Pilih IPL
Headline


dengan tradisi kuat, Semen Padang, akhirnya lebih memilih untuk berkecimpung dalam Indonesian Premier League (IPL) 2011/12. Apa alasannya?

Semen Padang (SP) sebelumnya menjadi salah satu klub yang tergabung dalam kelompok yang menamakan diri 'K-14', yang dengan tegas menolak IPL, dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) sebagai regulator liga, karena dinilai melanggar statuta.

Tapi SP ternyata hadir dalam pembukaan IPL melawan Persib awal bulan lalu dan tidak mengejutkan pada akhir hasil pendaftaran ulang IPL 2011/12 hari Rabu kemarin (26/10/2011), nama Semen Padang muncul sebagai salah satu nama peserta dari 18 nama yang tertera.

Menurut pemaparan Direktur Utama SP, Erizal Anwar, program-program yang ditawarkan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) lebih menjanjikan untuk klub kedepannya dari segi finansial.

"Benar kami sudah daftar ulang untuk ikut IPL. Program yang di berikan pak Widjayanto (CEO PT LPIS) lebih bagus dari pada PT Liga Indonesia," ujar Erizal ketika dihubungi INILAH.COM Kamis siang (27/10/2011).

"Salah satu contohnya dari pendapatan hak siar. Sekarang nilai kontrak mencapai Rp 100 miliar dan akan meningkat setiap tahun. Kalau dulu satu tahun hanya dapat 10 miliar, yah sudah habis duluan lah," paparnya.
"Kami sebelumnya sama teman-teman (K-14) sebelumnya hanya membahas masalah pembagian saham saja. Kalau saat mengucapkan wacana pemisahan diri dan membentuk ISL kembali saya sudah tidak ikut," jelas Erizal.
Namun bukan berarti SP sudah puas dengan sikap PSSI dalam pembagian keuntungan klub yang berlabel 'Profesional' itu. Menurutnya pembagian saham yang saat ini dijanjikan PSSI 70 persen untuk PSSI dan 30 persen untuk klub masih tidak memihak pada klub peserta.

"Seharusnya sebagai roda penggerak liga, klub mendapatkan share saham mayoritas. Dan kami memiliki pengawas dalam sturktur kepengurusan PT LPIS, jadi kami terus bisa memantau segalanya," sambung Erizal.

"Tidak usah 99 persen, tapi harus mayortitas. Mungkin dibalik 70 persen milik klub sedangkan 30 persen milik PSSI. Nanti kami pasti akan melakukan komunikasi lagi dengan PT LPIS," cetusnya.[yob]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar